Resensi Film
Judul Film
: Perahu Kertas 2
Pemeran : Maudy Ayunda, Adipati Dolken, Reza Rahadian, Elyzia Mulachela, Kimberly Ryder, Sylvia Fully, Fauzan Smith, Kevin Julio, Ira Wibowo, Tyo Pakusadewa, Afiqah, August Melasz, Titi Dj, Avesina Soebli, Quasar HY, Pierre Gruno, Ben Kasyafani, Hayria Fatuhrrahman, Risky Julio, Sharena
Pemeran : Maudy Ayunda, Adipati Dolken, Reza Rahadian, Elyzia Mulachela, Kimberly Ryder, Sylvia Fully, Fauzan Smith, Kevin Julio, Ira Wibowo, Tyo Pakusadewa, Afiqah, August Melasz, Titi Dj, Avesina Soebli, Quasar HY, Pierre Gruno, Ben Kasyafani, Hayria Fatuhrrahman, Risky Julio, Sharena
Genre : Drama
Sutradara
:
Hanung Bramantyo
Produser : Chand Parwez Servia, Puput Widjanarko
Produser : Chand Parwez Servia, Puput Widjanarko
Penulis
Naskah : Dewi Lestari
Produksi : Starvision, Bentang Picture, Dapur Film
Tanggal
Rilis
: 4 Oktober 2012
Durasi : 100 min.
Tak
satu pun di antara kita bisa mengatur apa yang akan terjadi nanti, hari ini,
atau besok. Termasuk pertemuan kecil antara Kugy dan Keenan. Dua manusia beda
karakter itu tak menyadari, banyak hal-hal ajaib menanti setelah pertemuan
tersebut.
Sebuah Film Perahu
Kertas karya Hanung Bramantyo adalah kisah dari novel best seller yang berjudul “Perahu Kertas”
karangan Dewi Lestari, yang seperti biasanya novel-novel best seller lainnya
yang diangkat ke layar lebar. Setelah
film Perahu Kertas 1 menjadi best
Setelah ayahnya
terserang stroke, Keenan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan
melanjutkan bisnis keluarganya. Meskipun dengan demikian ia terpaksa harus
menjalani hubungan kasih jarak jauh dengan Luhde yang tinggal di Bali.
Sementara itu Kugy telah menjadi semakin dekat dengan Remi. Remi adalah atasan
Kugy di biro AdVocaDo.
Keenan juga
mengembalikan buku tulisan tangan “Jenderal Pilik” kepada Kugy, sang pemilik
buku yang selama ini menjadi sumber ilham lukisan-lukisannya. Tak hanya itu,
pertemuan kembali Keenan dengan Kugy memunculkan kembali ide mereka berdua, Kugy
menulis cerita anak, dan Keenan kebagian membuat ilustrasinya.
Namun sayangnya
prestasi kerja Kugy di kantor merosot turun drastis. Hal ini membuat Siska
menemukan alasan unutk mengkritik kedekatan Kugy dan Remi. Remipun membuktikan
keseriusannya dengan memberikannya cincin. Sepulang dari Bali, Kugy mencoba
menghindari Keenan dan Remi, ia lalu menenangkan diri ke rumah Karel, kakaknya.
Keenan yang merasa kehilangpun mulai mencari Kugy.
Lewat info dari Noni, Keenan
akhirnya tahu bahwa dulu Kugy menjauhkan dirinya dari Keenan, dan juga Noni
serta Eko, karena sebenarnya Kugy mencintai Keenan. Sayangnya cinta tersebut
terhalang oleh kedatangan Keenan dan Wanda. Keenan memutuskan untuk menemui Kugy
untuk menuntaskan perasaan-perasaan terpendamnya.
Tetapi, peristiwa demi
peristiwa kemudian menjalin, mempertemukan dan memisahkan hati, silih berganti
antara Keenan, Kugy, Remi, Luhde, dan Siska beserta orang-orang lain
disekeliling mereka. Bahkan juga membuka bagaimana hubungan Pak Wayan dengan
kedua orang tua Keenan, Lena dan Ardi.
Secara keseluruhan film
ini memang keren. Namun ada hal yang menurut saya kurang pas. Seperti ketika si gadis bule (Wanda) tiba-tiba saja
masuk ke dalam kamar Keenan saat ia tertidur. Dan juga saat Keenan masuk ke
kamar gadi Bali (Luhde) dan diam-diam meletakan hadiah digenggaman tangan
perempuan itu saat perempuan tersebut tidur. Tak ada gading yang tak retak,
adegan ini hanya sadegan kecil yang tak mengurangi keindahan film ini.
Kesimpulan dari film
ini adalah jadilah orang yang pintar, serba bisa atau multi talenta, agar kita
bisa terdampar dimana-mana. Ini merupakan sebuah kisah remaja yang cerdas. Ada
cinta, ada cita-cita, ada juga saling memaafkan, inilah pesan moral yang dapat
disampaikan dari kisah ini kepada penonton.
Namun, Perahu kertas
yang mengalir di sungai, berayun-ayun mencari tambatan hati. Dimanakah gerangan
akan berlabuh?